Ya Rabb... Mudahkanlah Hati Kami Untuk Selalu Berbaik Sangka Kepada Sesama Muslim
Tak ada manusia yang sempurna. Terlebih diri saya yang berlimpah kekurangan dan miskin kebaikan.
Penyimpangan memang perlu kita luruskan agar tidak merebak berkembang menjadi fitnah syubhat yang menghancurkan. Tetapi kita perlu berhati-hati dalam menjatuhkan penilaian kepada seseorang. Apalagi sampai memastikan keburukan seseorang. Tidakkah kita ingat bagaimana dulu Imam Bukhari rahimahullah ta'ala, harus menghadapi tudingan sebagai ahlul bid'ah (meskipun Beliau tidak melawan tuduhan itu) dari orang yang sangat 'alim, hanya karena sosok 'alim ini termakan oleh perkataan "saya mendengar sendiri?"
Tidakkah kita juga pernah ingat fitnah yang pernah menimpa ulama-ulama besar? Bagi mereka kebaikan disebabkan kesabaran dan istiqamahnya menetapi iman. Tetapi, kerugian besar bagi yang menuduh, menebar tuduhan dengan gegabah dan menetapkan hukuman secara serampangan.
"Ya Rabb, mudahkanlah hati kami untuk selalu berbaik sangka kepada sesama Muslim."
Sungguh, berbaik sangka kepada sesama Muslim adalah kebaikan. Terlebih jika saudara kita sedang melakukan ketaatan Sabilillah; meskipun ia tidak sejalan dengan kita.
"Salah satu sebab kelemahan yang merapuhkan ummat adalah meributkan kebaikan saudara kita se-iman. Padahal sama-sama berpegang pada dienullah di atas aqidah yang lurus."
Tak ada yang ma'shum (terjaga dari dosa, terjaga dari kesalahan) selain Rasulullah Muhammad Saw. Hanya Beliau satu-satunya yang perkataannya pasti benar dan tidak ada sedikit pun kesalahan padanya.
Adapun orang-orang 'alim, dengan segala keutamaannya, tidak terlepas dari kesalahan. Dalam hal ini, kita tetap bersikap hormat seraya menjaga 'adab kepadanya. Mengingatkan jika mampu. Meminta penjelasan atas apa yang kita tidak memahami.
Abdullah bin Mubarak pernah berkata;
"Bisa jadi seseorang yang memiliki kebaikan dan 'atsar' (jejak-jejak atau bekas) yang baik dalam Islam, terjatuh kepada kekeliruan dan kesalahan, maka janganlah diikuti kesalahan serta kekeliruan orang tersebut."
Apa maknanya?
Kebaikan itu tetap ada padanya. Ia meninggalkan jejak-jejak yang baik dan boleh jadi merupakan ilmu manfaat yang terus mengalirkan pahala baginya.
Tetapi,
Ada tetapinya...
Hal ini tidak menyebabkan kekeliruan dalam berpendapat dan fatwa terhapuskan. Tugas kita memuliakan 'alim tersebut dengan tidak mengikuti pendapatnya yang keliru atau rusak, tidak pula menyebarluaskan, bersebab keyakinan, "tentu Beliau punya dasar dalam berpendapat." Perkataan semacam ini tidak menyebabkan kekeliruan berubah menjadi kebenaran.
Masih ingat perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu? Kata Beliau;
"Celakalah orang-orang yang mengekor karena kesalahan-kesalahan orang 'alim."
"Bagaimana itu bisa terjadi?"* Beliau ditanya.
Beliau berkata;
"Seorang 'alim berkata tentang sesuatu berdasarkan pendapatnya. Kemudian sang pengikut mendapatkan orang yang lebih tahu tentang Rasulullah Saw, dari imamnya. Tapi ia meninggalkan perkataan orang yang lebih tahu tersebut."
Saudaraku...
Ini menjadi pelajaran kepada kita agar tidak fanatik kepada seorang 'alim, sekaligus senantiasa menyandarkan diri kepada As-Sunnah.
Imam Az-Zuhri berkata;
"Berpegang teguh dengan Sunnah adalah keselamatan, dan ilmu akan dicabut dengan cepat. Hidupnya ilmu, berarti kekokohan agama dan dunia. Sedangkan hilangnya ilmu, berarti kepunahan semua itu."
Imam Asy-Syatibi mengingatkan kita;
"Sungguh, kebanyakan orang tersesat akibat berpaling dari dalil-dalil dan (kemudian) bergantung kepada manusia. Mereka keluar dari (pemahaman) para Sahabat dan tabi'in. Mereka memperturutkan hawa nafsunya dengan tanpa ilmu."
Jika seorang yang sungguh-sungguh 'alim saja dapat tergelincir kepada kesalahan, maka apalagi orang yang seolah 'alim. Wallahu a'lam...
"Mencintai tak berarti membiarkan kesalahan."
(Kutipan Bijak)
"Tahanlah lisanmu, sebab dalam diam ada keselamatan."
(Ahlul Hikmah)
"Jika kamu ingin menguji karakter seseorang, hormati dia. Jika dia memiliki karakter yang baik, dia akan lebih menghormatimu."
(Ali bin Abi Thalib)
Selamat memperingati maulid Nabi Muhammad Saw, semoga syafaatnya tercurahkan untuk kita semua.
Salam Sehat,
Kamis, hari diangkatnya (pahala) 'amal anak cucu Adam.
Oleh : JO