By Dedy Ahmadi on 20 Sep 2025

ACHSANUL QOSASI Ketua Yayasan Qudsiyah Bahaudin Mudhary Sumenep

ACHSANUL QOSASI Ketua Yayasan Qudsiyah Bahaudin Mudhary Sumenep

ACHSANUL QOSASI

Ketua Yayasan Qudsiyah

Bahaudin Mudhary

Sumenep

----------


°Ya Allah...

°Relakanlah aku

°Dengan

°Ketentuan-Mu,

°Sabarkanlah aku

°Atas

°Cobaan-Mu, dan

°Berikanlah aku

°Kesadaran untuk

°Mensyukuri

°Nikmat-nikmat

°Mu

----------

Ibrahim Bin

Adham


°Sejarah atau pengalaman

°Adalah guru terbaik

°Kehidupan

___________________

Sebuah Persembahan;

Belajar Dari Filosofi

Hidup Pohon

Bambu...


Pohon bambu, tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 (lima) tahun pertama. Walaupun setiap hari disiram dan dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa centimeter saja.


Namun, setelah 5 (lima) tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat. Ukurannya tidak lagi dalam hitungan centimeter, melainkan meter. Ya, begitulah filosofi pohon bambu.


Lalu, apa yang sesungguhnya terjadi pada sebuah pohon bambu?


Selama 5 (lima) tahun pertama, pohon bambu mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (bukan pada batang). Mengapa? Pohon bambu sedang mempersiapkan (membangun) pondasi yang sangat kuat agar dapat menopang ketinggiannya yang berpuluh meter kelak dikemudian hari.


Pelajaran apa yang bisa kita petik dari filosofi hidup pohon bambu?


Jika kita mengalami suatu hambatan atau bahkan kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan. Bukan. Tetapi justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa di dalam diri kita.


Ketika kita lelah menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pernah pupus harapan. Teringatlah saya dengan sebuah ungkapan;


"Bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi."


Jika kita perhatikan, bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosfer dan gravitasi bumi.


Setelah roket melewati atmosfer, jet pendorong akan dilepas dan roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot; melayang ringan dan tanpa usaha keras.


Demikian halnya dengan manusia, bagian terberat dari sebuah kesuksesan adalah di saat awal seseorang memulai usaha dari sebuah perjuangan; banyak tekanan dan godaan. Namun, bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan; bebas dari tekanan dan beban. Namun sayangnya, banyak orang yang lupa terhadap syarat-syarat sejarah.


Kata Buya Hamka;

"Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Dan kalau kerja sekedar kerja, kera (monyet) juga bekerja."


Artinya, segala sesuatu itu harus jelas niat dan tujuannya. Bukankah nilai ibadah tergantung pada niatnya?


Filosofi hidup pohon bambu mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup.


Perhatikan dalam 5 (lima) tahun pertama, pohon bambu fokus membangun akar yang kokoh dan dalam di bawah permukaan tanah. Ini mengajarkan kepada kita untuk membangun mental dan jiwa sebelum meraih kesuksesan. Karena kesuksesan tidak datang dalam sekejap. Harus ada ketekunan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan rintangan; baik dari luar maupun dari dalam.


Pohon bambu juga mengajarkan kepada kita agar merunduk saat diterpa angin kencang, tetapi akan tegak kembali saat angin berlalu. Ini mengajarkan fleksibilitas dan kuat dalam menghadapi perubahan hidup (zaman).


Saat pohon bambu membangun akar pada 5 (lima) tahun pertama, tidak ada tanda-tanda pertumbuhan yang tampak di permukaan tanah. Ini pun mengajarkan bahwa proses pertumbuhan dan kesuksesan seringkali tidak terlihat secara langsung.


Setelah membangun akar yang kuat, pohon bambu akan tumbuh dengan cepat dan mencapai ketinggian yang luar biasa. Artinya, dengan pondasi yang kuat dan kesabaran, kita dapat meraih kesuksesan yang besar.


Seperti ungkapan Laozi, seorang pakar sosiologi;


"Alam tak pernah tergesa-gesa, namun semuanya selesai pada waktunya."


Kata orang Satelit;

"Biarlah waktu yang berkata, karena pada saatnya semuanya akan tampak indah."


Kumpulkan kekuatan ketika gagal untuk tegak, dan melompatlah sekali lagi dengan lompatan yang lebih keras. Sehingga, orang yang awalnya tertawa melihat kita jatuh, berubah menjadi takjub. Begitulah pribadi hebat.


Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh. Tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan. Karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan kita untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun. Bukankah Allah 'Azza wa Jalla tidak pernah berhenti menolong kita?


Seperti kata Muhammad Iqbal dalam puisinya;


"Bangkitlah! Ciptakan dunia baru. Bungkus dirimu dalam api. Dan jadilah seorang Ibrahim. Jangan mau tunduk kepada apa pun, kecuali Kebenaran. Ia akan menjadikanmu seekor singa jantan."


Seperti kutipan Sun Tzu;


"Bergeraklah dengan samar sehingga tak kasat mata. Selimuti dirimu dengan misteri agar tak tersentuh lawan. Maka di tanganmulah nasib lawan-lawanmu."


Optimislah dalam hari-hari ke depan. Hidup kita akan menjulang tinggi dan membawa manfaat bagi sesama. Seperti halnya pohon bambu. Pohon bambu juga mengajarkan bahwa ia tidak tumbuh sendiri, tapi berkoloni. Ia tumbuh dalam rumpun yang padat dan saling mendukung satu sama lain. Filosofi ini menggambarkan pentingnya komunitas dan kerjasama. Sebab, ada kekuatan dalam kebersamaan.


Hidup bukan tentang berdiri sendiri setinggi mungkin, tapi tentang tumbuh bersama orang lain. Seperti pohon bambu yang kuat karena ia hidup berdampingan. Manusia pun akan lebih kuat ketika saling menguatkan. Terlebih hari ini dimana dunia semakin individualistis, filosofi hidup pohon bambu mungkin menjadi pengingat akan nilai gotong-royong dan empati.


Setelah itu, ingatlah nasehat Ibnu Athaillah yang mengajarkan kepada kita bahwa;


"Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang do'amu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan do'a sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan."

(Al-Hikam)

----------


Kutipan Hadits;

"Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah."

(Riwayat Baihaqi)


Kamis, adalah hari diangkatnya (pahala) 'amal anak cucu Adam;


Salam Ta'dzim,

18 September 2025


Oleh : SUJONO

Scroll